Sunday, 21 January 2018

Keraéng Christian Rotok: Gerakan Kawé Wa'u di Coal

Keraéng Christian Rotok mengunjungi saudara dan saudarinya di Gendang Coal

[Kepok curu]

Ditulis oleh: 
Mélky Pantur***, 
Senin (22/1/2018).

Agar mengetahui seperti apa sejarah cikal bakal kampung Coal dan Gendang Coal?

Lih.


Keberadaan Gendang Coal berudunya sejak hadirnya Empo Sasak di Ndori dan Rebong. Empo Sasak yang membentuk Gendang tersebut yang kemudian oleh keturunannya sekarang menamakan diri bersuku Nawang. Hal itu karena Empo Sasak awalnya membangun Gendang Lancung di Golo Nawang.

Sejak berkecambah hingga sekarang ini, sudah ada 20-an suku


yang mendiami kampung tersebut. Salah satu suku yang mendiaminya adalah Suku Cireng. Dan, kali ini Keraéng Christian Rotok yang bersuku Nawang dari keturunan Mbula menyambangi Gendang tersebut. Empo Sasak dan Mbula dapat saja masih satu keturunan.

[Rombongan memasuki Gendang]


Bacaan lain:


[Keraéng Christian Rotok tengah berbicara di Gendang Coal]

Memasuki Pemilihan Gubernur di Nusa Tenggara Timur (NTT) beberapa kandidat melakukan kunjungan ke konstituen. Salah satu bakal calon pasangan Esthon L. Foenay dan Drs. Christian Rotok melakukan kunjungan sekaligus sosialisasi beberapa visi Paket Esthon - Christ di Desa Coal, Kecamatan Kuwus, Kabupaten Manggarai Barat, Minggu (21/1/2018). 


Sebelum memasuki rumah Gendang Coal, Pak Christ Rotok diterima secara adat oleh Tu'a Gendang Coal, Frans Jeragan didampingi oleh tokoh penting Desa Coal, Hubertus Garut.

[Canda Pa Christ dengan warga Coal]

Bupati Manggarai dua periode itu didampingi oleh pendampingnya Héndrika Rotok dan dua Wakil Ketua DPRD Manggarai Barat, Marsél Jeramun dan Abdul Ganir.

[Abdul Ganir]

[Marsél Jeramun]

Usai di-kepok, Rotok langsung memasuki rumah adat Gendang Coal dengan diawali dengan acara lu'u mata do (turut berduka cita atas semua keluarga Coal yang telah dipanggil Yang Kuasa).

[Kepala Desa Coal, Keraéng Rofinus Sidi tengah memberikan sambutan dan ucapan selamat bertandang. Beliau ini terpilih kembali pada pentas Pilkades 2022]

[Frans Jeragan, Tu'a Gendang Coal]

Dalam sambutan dan curatan hatinya, Pak Christ menyampaikan, dirinya maju Pilgub NTT dengan niat yang tulus mau membangun NTT. Salah satu perjuangannya, kata dia, jalan Golowelu - Térang termasuk Propinsi Flores. Bahkan dirinya berjanji akan membantu rakyat NTT dengan dana APBD I untuk mempekerjakan 1 orang per desa dalam rangka membantu Desa.

Keraéng - keraéng Éndé di Gendang Coal.



Selain ruas jalan Propinsi, dirinya akan memperjuangkan Propinsi Flores. Propinsi Flores, ungkapnya, akan mudah membantu rakyat dari ketertinggalan. "Propinsi Flores itu kemauan rakyat Flores dan karenanya seorang pemimpin harus memperjuangkannya. Saya berpikir itu akan jadi," katanya.

Dikatakannya pula, setiap pemimpin mempunyai cita-cita, visi untuk membangun daerahnya tetapi jangan salah memilih. Dia berpesan, ketika rakyat mempercayakan suara mereka kepadanya, maka akan diwujudkannya. Rakyat harus cerdas memilih, tambahnya.






Sementara itu, Keraéng Marsél Jeramun menegaskan, untuk memilih Gubernur NTT harus dipastikan terdata sebagai Daftar Pemilih Tetap (DPT) atau paling tidak memiliki E-KTP dan Kartu Keluarga. Jika tidak akan sia-sianya, ucapnya.

Jeramun berharap, semua warga Manggarai Barat harus memiliki beberapa identitas untuk bisa memilih Gubernur NTT terutama balon Gubernur pilihan Esthon-Christ.

[Suasana di dalam Mbaru Gendang]

[Tuak réis]

Pasca Pak Christ menyambangi gendang itu, rumah adat itu kemudian dibangun. Bahkan Pak Adrianus Garu juga sempat menyambangi rumah adat itu sebelum dibangun. Rumah adat sudah dibangun baru. 

Perkembangan 2023 di Coal.

Desa Coal memang telah lama dialiri listrik sejak tahun 1994. Tahun 2022, Pemkab Manggarai Barat di bawah kepemimpinan Pak Édy Éndi dan Pak Yul Wéng (Édy - WÉng) jalur itu telah dihotmiks. 
Kemudian, Gendang Coal pun sudah diganti total dari dinding seng ke semen (LihProses Pembuatan Rumah Adat Gendang Coal).


Biarkanlah Sejarah Tetap Tercatat dan Terdokumentasi

Cerita ini adalah kenang-kenangan pada saat mana Pak Christ Rotok menyambangi gendang Coal beberapa tahun yang lalu. 

Betapa tidak, Pak Christ yang berasal dari Laci, Lamba Léda bersuku Nawang menyambangi keluarganya di Coal. 

Orang Nawang di Coal bertotem Paku Mendung walau diakui, perbedaan ceki (totem) tidak serta merta tidak ada hubungan keluarga. Totem dapat terjadi karena beberapa peristiwa tertentu. Misalnya, ceki cemberuang orang Nampé Mbaru karena suatu nazar tertentu berdasarkan peristiwa. Begitupula dengan Nawang Laci dan Nawang Coal.

Halnya orang Cireng di Coal yang bertotem nggewo. Semua totem berada dalam titik pusaran sejarah tertentu tidak berarti tidak memiliki relasi kekerabatan dengan suku-suku lainnya.

Yang pasti bahwa apa pun perlu dicatat laksana mengumpulkan serakan dedaunan kering barang mungkin berguna mulia di masa depan. 

Cerita tentang Abraham dari bangsa Yakob yang disebut Israel yang kemudian memondial berkat bahasa tulisan. 

Bukan hanya orang-orang Todo (bukan Todo di Ndoso tetapi Todo di Satar Mésé) dengan catatan sejarahnya yang kemudian dikertaskan, sejarah tentang suku lain juga perlu dipapantuliskan. Itu adalah tugas kita generasi masa kini.







No comments:

Post a Comment