Wednesday 25 October 2017

TU'A TENO.

Ditulis oleh: Melky Pantur***, 26 Oktober 2017.


[Tu'a Teno Semesta Alam]

Salah satu Tetua Adat dalam struktur pemerintahan orang Manggarai adalah Tu'a Teno. Selain Tu'a Teno dikenal juga dengan Tu'a Gendang/Tu'a Tembong, Tu'a Golo dan Tu'a Panga/Kepala Suku.

[Haju Teno - pohon paliasa]

Hanya tiga Tu'a dalam hirarki Adak atau pemimpin di Manggarai, yang merupakan gambaran dari kekuasaan tiga serangkai berupa - Trimurti; Trinity; Trisuci; Trias Politica; Telu Leleng Ca Nggeluk Keta; Tiga Elemen Penting Manusia, yaitu Darah, Tulang dan Daging kemudian Jiwa, Badan dan Roh atau dalam bahasa Orang Manggarainya: Ase Kae Weki, Weki agu Wakar) dari Tu'a Teno lazim berkuasa atas tanah. Dia yang membagi tanah-tanah dalam satu lingko. Tiap lingko memiliki masing-masing Tu'a Teno. Teno itu representasi dari cahaya Ilahi.

Lingko ada terdiri dari beberapa moso. Karena sistim pembagian lingko diawali dengan derek tente teno, maka Tu'a tersebut disebut Tu'a Teno.

-----Penjelasan tambahan.

Pertanyaannya........

Mengapa menggunakan Teno bukannya pohon yang lain? Agar sahabat mengetahui, pohon teno adalah simbol pelindung, pemelihara, penjaga. Pohon teno adalah raja gaib yang paling ampuh.

Raja gaib seperti apa? 

Lah, nenek moyang orang Manggarai tahu persis pemanfaatan dari tiap-tiap pohon. Mereka mempunyai telepati yang kuat terhadap alam, mengetahui aji gening dan beberapa ilmu tingkat tinggi lainnya, seperti pegagar, kebal, lelap, peli, pala, wawe, pedengeng, pepot, musa tepo, toka, rakok, krenda, piur, mbalo, perange, menjatuhkan pesawat, dan segala macam bahkan termasuk janto atau santet tingkat elite. Orang Manggarai halnya orang-orang lain di dunia juga bahkan berkomunikasi dengan tetumbuhan. Dari sanalah cikal bakal ritual ngelong.

Misalnya, di Manggarai salah satu orang yang memiliki ilmu rawarontek, pancasona dan bermalirupo adalah mahal. Sedangkan, bengko lelap (ilmu terbang) dimiliki salah seorang Kakek di Nggawang. Biarkan Anda jatuh dari pesawat, tempat tinggi apapun, Anda akan seperti kapas. Salah satu anugerah llmu itu dalam serial Mahabharata adalah Raja Angga Karna, putera Kunti.

Salah seorang Nenek yang memiliki ajian yang bisa berkomunikasi dengan Roh Semesta, berkomunikasi dengan tetumbuhan adalah Sobina Sidung. Yohana Jemen memiliki ajian gening layaknya Prabu Angling Dharma. Mereka adalah orang-orang khusus. Seperti Anda ketahui semua ilmu pengetahuan kan atas izin Yang Kuasa. Jangan lupa, orang yang bisa toto kopi juga merupakan anugerah Dewa Yang Maha Tinggi karena itu menyangkut ilmu pasti. Ada bermacam-macam ilmu kan bahkan termasuk dapat berbicara dengan orang yang sudah mati 1 juta tahun yang lalu.

Bertolak ke Awal.

Karena Teno adalah raja gaib yang ampuh, pohon teno sebenarnya cahaya Ilahi. Nenek moyang orang Manggarai tahu benar, mereka menggunakan teno bukan sebagai siri bongkok, jarang pula digunakan untuk ngando atau balok rumah. Pohon teno harus menjadi kayu pintu rumah atau kosen pintu rumah, baik di depan maupun pintu di belakang. Jika tidak terlalu besar bagus sebagai pelintang kosen pintu rumah.

Lalu.....mengapa pintu depan rumah dan belakang tidak boleh lurus? Nah, jawabannya, boto nggeru taud - mereka baku melihat. Mereka pun saling berdiskusi. Ingat, ritual derek bongkok dibuat agar rumah kita nyaman ditinggalin. Karena itu, salah posisi pintu atau posisi kayu rumah yang terbalik menyebabkan kesusahan bagi tuan rumah, makanya kepala tukang tahu persis bagaimana mengukur kayu terutama mana pangkalnya mana ujungnya.

Pertanyaan berikut, bagaimana dengan rumah yang semuanya terbuat dari bahan tambang, seperti kaca, alumanium, besi, timah, dan logam-logam mulia lainnya? Seperti kita ketahui, tidak ada pangkal dan ujung tetapi sama saja. Apakah mereka juga ada roh pemiliknya?

Nah, tidak berbeda dengan pohonan. Jika sudah digabung menjadi sebuah bangunan, maka harus diritualkan karena ada yang disebut dengan architecture prima, constructor prima atau disebut prima causa. Ritual derek bongkok, we'e adalah bentuk penghormatan terhadap prima causa tersebut. Lah, jika tidak ada bonbgkok-nya, ritual derek-nya tetap dibuat. Misalnya, pesawat, roket tetap mesti diritualkan agar kehadirannya di depan manusia membawa keselamatan bukan malapetaka karena apapun yang di bawah kolong langit merupakan karya prima causa atau dikenal Roh Budi Semesta.

Agar diketahui, haju teno adalah kekuatan cahaya Ilahi. Ia adalah kandil di pertengahan lingko. Ia hadir sebagai kekuatan terang, yang menghalau kegelapan.

Mengapa harus kayu teno. Nah, pohon itu pemberi kemurahan, raja gaib, pelebur pengaruh-pengaruh hitam dan pencipta kedamaian di dalam rumah tangga.

Mengapa teno ditancapkan di tengah lingko? 

Lah, sebagai terang, teno adalah gambaran Ilahi atau cahaya Ilahi. Perhatikan gambar berikut:

[Yang Kudus]

Perhatikanlah bentuk antarkarana ini:

[Antarkarana]

Kemudian, coba Anda perhatikan bentuk lingko yang berbentuk cakra, berbentuk antarkarana, berbentuk wera. Lihat keadilan tampak di sana. 

[Lingko]

Lalu, Anda perhatikan bahwa tiap tetumbuhan bagian dari Yang Ilahi. Perhatikan urat cakra dedaunan ini:

[Ini adalah simbol pancaran sinar Ilahi]

Perhatikanlan bentuk mbaru orang Manggarai ini:

[Lihatlah rumah orang Manggarai berbentuk cakra pula]

Coba Anda perhatikan, lingko adalah simbol cahaya Ilahi. Moso-moso adalah semburan sinar berbentuk cakra. Dari dalam keluar berbentuk kerucut, yah seperti cakra. Karena itulah, teno dipilih menjadi Diri Yang Kuasa. Ingat, segala sesuatu elemen apapun bagian dari Ilahi dan orang Manggarai cakap sekali dalam hal itu. Dan karena itu, orang Manggarai yang sangat luar biasa, karya besar di atas merupakan percikan berkat Ilahi itu sendiri.

Itu dia sahabat!!!

1 comment:

  1. Mantap e... Tapi, haju Teno ini, bahasa Indonesianya apa?

    ReplyDelete