Ditulis oleh: Melky Pantur***, 2 Desember 2016. Diedit lagi pada 2 Desember 2017.
Kisah ANGLING DHARMA [AD] di Kerajaan Malawapati kian seru. Musuh utama AD adalah SB. SB ini punya metode tersendiri untuk menyembah gurunya dengan perkakas utamanya adalah Kalung Ikatan Batin. Sengkang dalam bahasa Manggarai artinya semak-semak - penghalang jalan, sedangkan bablang artinya buang air besar (bab) masih lang - kelihatan persis ciomas telon lang. Bablang atau baba bisa juga berarti remang - semak belukar. SB adalah semak belukar penghalang jalan. Cara doa SB adalah tipe doa penipu untuk hancurkan AD, namun AD tak tertandingi. AD dalam ceritanya adalah titisan Dewa menurut wikipedia.
[Melky Pantur]
Kisah ANGLING DHARMA yang ditayangkan di RTV, tokoh SENGKANG BABLANG menjadi tokoh pemberontak terhadap Malawapati yang memiliki ilmu pinset. Pinsetnya itu menjepit leher dengan menggunakan kalung Ikatan Batin. Tampak, Sudawirat murid Durgandini menjadi salah satu tawanan dari Kalung Ikatan Batin milik SENGKANG BABLANG. SB itu menggunakan cara kekerasan untuk mencapai tujuannya. Itulah sifat dasar SB.
Diceritakan pula, Sudawirat yang memiliki ilmu Rengkah Gunung pemberian gurunya Durgandini awalnya tak mampu menyerang SENGKANG BABLANG. Durgandini berhasil mempelajari Rengkah Gunung karena berhasil mencuri Kitab milik Ayah dari Guru ANGLING DHARMA. Rengkah Gunung Sudawirat dan Durgandini mampu dipatahkan oleh ilmu Rawarontek dan Pancasona milik isteri dari Guru ANGLING DHARMA. Kalung Ikatan Batin SENGKANG BABLANG rupanya targetnya hanya untuk membunuh AD. Hal yang sama Ilmu Pancasona milik RAHWANA yang dicurinya dari bangsa kera lewat tipoe muslihatnya hanya untuk menghancurkan RAMA dalam kisah KARMAPHALA. Atau digambarkan kisah RAMAYANA, yang melukiskan tentang cinta RAMA AND SHINTA.
Dua tokoh kontras dalam kisah ANGLING DHARMA dan KARMAPHALA, yaitu SENGKANG BABLANG dan RAHWANA adalah tokoh yang angkuh. SENGKANG BABLANG mengajarkan tentang bagaimana cara berdoa, menyembah yang baik dan benar menurutnya tetapi tujuan untuk menghancurkan, sedangkan RAHWANA mengajarkan tentang keangkuhan dari seorang Raja tanpa memperhitungkan keluarganya. Hal yang sama dalam kisah Pendekar WIRO SABLENG dengan Kapak NAGA GENI 212-nya yang tak tertandingi. WIRO SABLENG dibantu oleh Gurunya SINTO GENDENG. Kapak NAGA GENI 212 tak tertandingi. Rupanya menangkal 212 hanya dengan RAWA RONTEK dan PANCASONA, atau PEDANG GENI 212.
Jika PANCASONA disalahmanfaatkan, maka busur RAMA bisa menghancurkan semuanya. Kelemahan dari PANCASONA adalah akan ludes jika tertembak di udara karena tidak boleh menyentuh tanah. Angin sepoi-sepoi basah saja bisa membangkitkan PANCASONA. Nah, keangkuhan RAHWANA mengorbankan adik bahkan anak kandungnya sendirilah yang membuat AJI N UMPUNG dari tingkatan kelas ilmu PANCASONA itu hancur lebur di depan RAMA.
Kisah yang menarik untuk dibahas juga adalah Kisah MAHABHARATA. Bagaimana DURYODANA pemimpin KORAWA dari Hastipura berhasil dipatahkan oleh BIMA bagian kelompok PANDAWA dari Indraprasta. BHISMA pun tewas diterpa jutaan panah ARJUNA berkat bantuan KRESNA sekalipun BHISMA amat mencintai kebenaran namun amat sangat primitif tradisional mindsetnya. Baginya adalah aturan hukum yang pasti tanpa ada kebijakan. Ketidakbijakan itulah yang ditentang oleh KRESNA yang pada perang puncak MAHABHARATA, BHISMA baru menyadari kelemahannya. Tokoh yang paling licik yang menimbulkan perpecahan di sana adalah SANGKUNI. Sangkuni paling licik dengan permainan dadunya bahkan berhasil mengalahkan YUDHISTIRA.
Kisah-kisah di atas, sungguh menginspirasi bahwa kekerasan sebenarnya tidak perlu terjadi. Ilmu yang dimiliki tak perlu menghancurkan termasuk kekuatan mayoritas dalam kisah KORAWA dan PANDAWA tidak menjamin kemenangan. ARJUNA sebagai tokoh andalan berhasil menewaskan 100 KORAWA di bawah naungan KRESNA meski ia harus rela mengorbankan puteranya ABIMANYU. Yah, do'a SENGKANG BABLANG tidak manjur menghadapi SANG ANGLING DHARMA yang memiliki laksaan AJIAN MANDRAGUNA yang tak tertandingi di dunia persilatan politik picik kala itu.
No comments:
Post a Comment