Friday, 1 December 2017

TENTANG KEHIDUPAN.

Refleksi oleh: Melky Pantur***, Jumat (1/12/2017).

[Melky Pantur]

Inilah kehidupan itu. Bacalah!!!

Tiap-tiap orang, apa yang dikerjakannya sebenarnya mengurus ziarah dirinya sendiri. Di bumi ini, tidak ada satupun manusia yang berbuat kasih apalagi cinta kasih. Yang ada hanyalah saling menipu, menindas, menyalahkan dan meremehkan. Orang yang kerja di ASN, Aparat Penegak Hukum, Hakim, Bawaslu, DPR, DPD, Bupati - Presiden, KPU, Perusahaan Swasta, bagian keagamaan, LSM, Pers, Yayasan pasti menuntut gaji dan upah dari pekerjaannya. Begitupun, PKL bahkan para pengemis sekalipun menuntut upah hariannya. Itulah kehidupan di bumi, pasti getol mencari keuntungan diri sendiri dan salah satunya adalah Penulis. Penulis melayani diri sendiri saja sulit apalagi melayani orang lain. Sehingga, baiklah sekali ayolah kita saling makan memakan karena sesungguhnya kehidupan nyata adalah bagaimana strategi makan memakan bahkan bunuh membunuh.

Terlalu jauh membahas konflik Israel - Palestina, di Manggarai saja konflik lingko masih menjadi fenomena gunung es. Yah, tetap upaya makan memakan itu tujuan utama kehidupan. Tidak ada belas kasihan di bumi. Hukum rimbalah yang mendominasi kehidupan. Coba kalian perhatikan, bagaimana perjuangan tiap-tiap orang mempertahankan identitas mereka tanpa ragu untuk membunuh. Itu karena kehidupan itu sendiri adalah "pertarungan", yang tidak mampu silakan mati, yang lemah silakan kurus.

Belajarlah pada falsafah tetumbuhan di puncak gunung bagaimana pepohonan besar harus bertarung dengan tetumbuhan lain, dengan tekelan, lumut, kerenyuh, ilalang, dan lain-lain. Mereka merebut makanan yang sama di lahan yang sama. Teman makan teman, pagar makan tamanan. Jadi, janganlah Anda heran. Hidup itu adalah korupsi, kolusi, nepotis dan koncois, penindasan dan pembunuhan. Hidup itu tidak ada yang gratisan sebab makan puji menggerogoti diri sendiri.

Coba Anda perhatikan tetumbuhan di puncak gunung berapi, yah contoh Gunung Anak Ranaka, bagaimana tetumbuhan di puncak itu hidup dalam kekhawatiran, magma tengah menghantui mereka. Sesewaktu bisa menjadi korban bakaran. Perhatikanlah pula, bagaimana persekitaran Anda hiruk pikuknya kehidupan mempertahankan nafas kehidupan masing-masing, tidak ada belas kasihan. Misalnya, para THL di Instansi Pemerintahan pasti bernepo dan berkoncois, atau para kontraktor yang kerja proyek asal jadi, para guru yang hanya mengejar sertifikasi. Perhatikanlah pula, orang yang berjudi, bernarkoba, bermiras tidak peduli pada Anda untuk tidak terlibat. Yah, itulah realitas kehidupan! Janganlah heran!

Intinya, hidup di bumi ini tidak ada yang namanya belas kasihan. Semua pertemanan, semua kesenangan dalam kebersamaan hanyalah kenikmatan sesaat sama seperti percintaan sepasang kekasih. Yang tidak bertenaga silakan terus lemas, yang tidak berpendidikan silakan terus ditindas dan yang miskin silakan menjadi abu. Itulah fakta kehidupan. Anda mau salahkan siapa? Semua orang adalah anak-anak Tuhan. Itulah seninya kehidupan!!! Seseorang Nenek bernama Sobina Sidung, pernah berkata kepada Penulis: Mose hitu jepek-jepek kaut, ca wa main ca kat eta main, neka manga hali holes - hidup itu lurus saja, bahkan rata net.


[Lihatlah pemandangan berikut, apa yang kamu lihat? Perhatikanlah dengan saksama!]

Coba lihat, Allah saja harus menanggung derita di salib hanya untuk supaya manusia mengenal siapa sih Tuhan mereka! Tuhan Yesus, sumber dari semua sumber, Allah kehidupan itu sendiri. Sehingga, yah kita berdoa saja agar tidak masuk dalam pelbagai pencobaan-pencobaan.

Pertanyaannya, apakah Allah tidak peduli pada Anda? Yah, triliunan tetumbuhan saja mengeluhnya minta ampun begitupun hewan dan binatang kepada Pencipta mereka. Perhatikan keluhan rerumputan yang benihnya jatuh di atas aspal, ia hidup dan tumbuh namun selalu ditimpa kemalangan dengan mana ban kendaraan menginjak-injaknya tanpa belas kasihan. Perhatikanlah pula, rerumputan yang hidup di pinggir jalan yang kerap menjadi lindasan ban ketika kendaraan lewat terutama di jalan yang sempit atau mereka kerap menjadi tetumbuhan yang diterabas tukang terabas. Perhatikanlah pula, gulma yang tumbuh di petak sawah pasti akan dicabut tuan kebun.

Ingat! Hanya satu dua saja tetumbuhan yang dipilih untuk dilindungi begitupun manusia yang dilindungi Allah Pencipta Semesta. Jangan pula kamu heran akan hal itu, karena tidak ada dua Presiden di sebuah negara sebab jika demikian peperangan akan tidak pernah berhenti.

Belajarlah dari kisah Nuh, dari kisah Mahabharata tentang Pandawa Lima, belajarlah dari kisah Tuhan Yesus Allah di salib yang kemudian bangkit dengan sendiri-Nya, belajarlah dari 12 Murid Tuhan Yesus tentang siapa yang diselamatkan, belajarlah dari kisah Abraham, belajar dari kisah St. Stefanus Martir, St. Agustinus dari Hippo, dari St. Fransiskus Asisi, dari kisah St. Yohanes Paulus Ke-2, belajarlah pada kisah Ramayana tentang Rama dan Shinta soal hukum karma, belajarlah pada kisah Angling Dharma Raja Malawapati, belajarlah pada budaya-budaya di Manggarai - Flores, dan belajar pula dari kisah-kisah sejarah lainnya yang menjadi bahan pelajaran bahwa sebenarnya kalau Anda sebagai manusia: "Belah kasih, rela berkorban itu dapat mengalahkan segala kesombongan dan dapat menyejukkan kehidupan pribadi kita masing-masing!".

No comments:

Post a Comment